Tanah Papua adalah wilayah yang memiliki banyak sekali bahasa daerah di Indonesia. Data terakhir yang bersumber dari Kementerian pendidikan dan kebudayaan Indonesia, Papua memiliki 326 bahasa dari jumlah keseluruhan 718 bahasa daerah di Indonesia. Bahasa-bahasa di papua ini memiliki sifat tata bahasa atau gramatika yang beragam di setiap bahasanya. Bisa dilihat dari sistem bunyi, struktur frasa, struktur kata, struktur makna, kata ganti orang, struktur kalimat sampai pada keragaman pragmatis dalam penggunaan bahasa. Menurut sejarah, keberagaman ini dipengaruhi oleh kontak bahasa yang terjadi di wilayah Jayapura dan di wilayah Kepala Burung Papua bertahun-tahun yang lalu.

Papua memiliki 2 kelompok besar rumpun bahasa yang menjadi bahasa ibu, di dalamnya termasuk bahasa-bahasa lokal yang ada di Papua. Dua kelompok bahasa itu adalah: kelompok Austronesia dan kelompok non-Austronesia. Kelompok Austronesia sering kali disebuy sebagai rumpun bahasa Melanesia, sedangkan kelompok non-Austronesia biasa disebut sebagai bahasa Papua. 

Bahasa-bahasa dalam rumpun Austronesia mayoritas digunakan di pesisir pantai utara dan pulau-pulau sekitarnya, mulai dari pesisir pantai Jayapura, Sarmi dan Teluk Cenderawasih, serta Kepulauan Raja Ampat. Rumpun bahasa ini dibagi ke dalam dua sub- kelompok: Pertama ada Ocenwa, yang masuk ke dalam kelompok ini contohnya adalah bahasa yang digunakan di Jayapura, seperti bahasa Tobati, Kayu Pulo, Ormu, dan digunakan juga di Sarmi, seperti; Bonggo, Wakde, Anus, Yarsun, Kodena. Kelompok yang kedua adalah South Halmahera-West New Guinea (SHWNG), kelompok ini bisa ditemukan di Telik Cendrawasih, seperti;  Waropen, Ambai, Ansus, Wooi, Pom, Serui Laut, Munggui, Kurudu, Moor, Biak, Roon, Wandamen, Dusner, Yaur. Di kepualauan raja ampat yang terdiri dari: Ambel, Maya, Batanta, Matbat dan di di Semenanjung Bomberai seperti bahasa Irarutu, Sekar, Kuri, Mor.

Sedangkan bahasa-bahasa non-Austronesia (Papua)  banyaknya digunakan di Pulau Besar New Guinea. Rumpun bahasa ini terbagi dalam tiga kelompok bahasa, yaitu Trans-New Guinea, West Papua, dan Geelvink Bay. Berikut contoh-contoh bahasa dalam 3 kelompok bahasa yang dimaksud adalah: 

  1. Trans-New Guinea terdiri dari; Bahasa Dani, Yali, Mek, Mee, Asmat, Marind, Muyu, Mandobo, Sentani, Nafri, Demta, Isirawa, Kwerba, Auye, Mairasi, Mer, Tanah Merah, dan Inanwatan, Sebrar, Konda, Kais, Kokoda. 
  2. West Papua terdiri dari: Bahasa Hatam, Meyah, Sougb, Irires, Miyach, Maybrat, Kalabra, Moi, Abun, Moraid, Mpur, dan lain- lain.
  3. Geelvink Bay terdiri dari: Bahasa Kirikiri, Demisa, Fayu, Iau, Biritai, Burate, Awera, Tarunggare, Onate, dan lain- lain.

Wah, banyak sekali ya bahasa daerah yang dimiliki oleh Papua. Yang disebutkan diatas bahkan belum mencakup semua bahasa di sana. Sayangnya, kekayaan bahasa yang dimiliki oleh tanah Papua ini tidak didukung oleh penuturnya yang semakin berkurang jumlahnya, hal ini tentu saja bisa menyebabkan kepunahan atas bahasa-bahasa yang kehilangan penuturnya. Tentu saja itu hal yang tidak diinginkan ya teman-teman? Jadi harapannya adalah, semoga bahasa-bahasa di papua bisa terus dilestarikan dan semakin banyak penuturnya agar tidak punah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *