Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan di dalamnya. Setiap pulaunya pasti memiliki ciri khas masing-masing yang menjadi daya tarik tersendiri bagi turis lokal hingga mancanegara. Bergeser naik sedikit dari Pulau Jawa, maka kita akan sampai di Provinsi Kalimantan Selatan. Kalian tahu gak? Ada yang spesial nih dari Provinsi Kalimantan Selatan! Masih menyangkut kebudayaan, Kalimantan Selatan memiliki pertunjukkan yang mungkin belum diketahui oleh banyak orang. Pertunjukkan tersebut bertajuk Madihin. Wah, penasaran banget kan tentang madihin ini? Yuk, baca tuntas penjelasan berikut!
Madihin merupakan pertunjukkan nasihat atau pujian yang dilantunkan dalam bentuk syair lagu dan diiringi dengan pukulan rebana. Pertunjukan ini merupakan kesenian yang berasal dari suku Banjar di Kalimantan Selatan. Madihin memiliki suatu keunikan sendiri karena merupakan kesenian gabungan dari tiga unsur seni, yaitu seni suara, music, dan gerak yang ditampilkan melalui mimik wajah. Lahirnya kesenian madihin banyak dipengaruhi oleh kesenian islam, yaitu kasidah dan syair seputar masyarakat Banjar. Akibatnya, kebudayaan ini memang cukup kental dengan budaya islam di dalamnya sehingga seringkali kedengarannya berirama musik Arab.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai pementasan madihin ini, yuk kita telusuri dulu mengenai sejarahnya! Jadi, kesenian madihin ini diperkirakan telah ada pada 1526 silam. Hadirnya madihin juga dikaitkan dengan salah satu cara dakwah yang dilakukan pada zaman dahulu. Namun, ada juga yang menyatakan kalau madihin telah hadir sejak abad 18 saat Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari selaku ulama besar Kalimantan Selatan pulang dari tanah suci. Sejak saat itu, madihin diceritakan telah berkembang dengan nilai-nilai islam di dalamnya. Wah, ternyata menarik banget ya sejarah pementasan madihin ini!
Dalam pementasannya, Madihin dapat ditampilkan secara perseorangan maupun secara berkelompok. Biasanya, madihin ditampilkan sebagai media hiburan, informasi, dan pengarahan agama bagi masyarakat. Madihin sendiri memiliki dua tema, yaitu Madihin pakem dan Madihin humor. Madihin pakem lebih berfokus melantunkan sejarah, budaya, agama, dan cerita. Sedangkan, madihin humor lebih berfokus dalam menurutkan kehidupan sosial sehari-hari. Sesuai dengan Namanya, Madihin humor disajikan dengan gaya humor atau kocak sehingga pendengarnya bisa tertawa lebar ketika mendengarnya.
Seiring berkembangnya zaman, terjadi pula perubahan pada penampilan madihin. Dahulu biasanya, madihin lebih sering dipertontonkan pada malam hari, namun kini bisa dilakukan pada siang hari atau sesuai permintaan. Keseruan pementasan madihin biasanya berlangsung selama 1 hingga 2 jam. Pementasan ini dibuka dengan pantun yang diiringi dengan pukulan rebana. Kemudian, dilanjutkan dengan syair atau pantun yang disesuaikan dengan tema pesan yang disampaikan. Barulah ditutup dengan kesimpulan dan permohonan maaf. Wah, kebayang banget gak sih betapa serunya menghadiri pertunjukkan madihin ini?
Demi melestarikan kesenian madihin ini, pemerintah Kalimantan Selatan seringkali mengadakan pentas seni Madihin dalam memperingati hari-hari besar, salah satunya saat peringatan Maulid Nabi Muhammad saw. Sebagai generasi muda pun, sudah seharusnya kita juga ikut melestarikan budaya-budaya yang terdapat di Indonesia, yuk bersama lestarikan budaya!